Kisah 25 Tahun Lalu, Ketika Mahasiswa Aktivis SIRA Diberondong dan Dilempari Granat

25 tahun lalu, dua aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) menjadi korban pemberondongan dan sasaran granat

Penulis: Muktar Lukfi | Editor: Yocerizal
Arsip Serambi Indonesia/Tribunnanggroe.Com/Muktar Lukfi
Dokumen berita berjudul: Mahasiswa Digranat dan Diberondong, yang dimuat Harian Serambi Indonesia, edisi jumat 25 Oktober 1999. 

Bahkan wanita tersebut selain meminta bantuan ke SIRA juga meminta bantuan ke Karma, Taliban, dan Fokus Gampi.

"Pengaduan wanita itu kami terima sejak tiga malam terakhir. Tapi baru tadi malam kami turunkan anggota ke rumah ibu tersebut, dan sebelumnya kami tidak datang karena takut dipancing pihak tertentu," kata Muhammad Nazar.

Namun, kata Nazar, setelah mengadakan koordinasi dengan sejumlah aktivis lainnya, mereka sepakat untuk turun memberikan bantuan, dan menuju ke lokasi mengendarai dua mobil berisikan sekitar 20 anggota.

Sesampai di mulut lorong, mobil diparkir di tepi jalan dan mereka jalan kaki ke rumah yang menelepon. Belum sampai ke rumah yang dituju, mereka berpapasan dengan mobil Toyota Kijang dan sempat dicatat nomor polisinya BL 953 KL berisikan penuh orang yang tak dikenal.

Namun, belum sampai ke rumah yang dituju, tiba-tiba datang dua sepeda motor trail warna hitam yang satu berbonceng tiga dengan plat nomor polisinya BL 952 AH dan satu lagi tak sempat dicatat nomor plat polisinya.

Kedua pengendara trail itu sempat berdialog dengan anggota SIRA di lorong tersebut. Setelah dijelaskan bahwa mereka berasal dari mahasiswa yang tergabung dalam SIRA, kedua pengendara trail balik ke belakang dan terus berlalu.

Ternyata beberapa anggota SIRA yang masih berada di barisan belakang sempat melihat bahwa yang mengendarai trail itu membawa senjata laras panjang. Tak ayal, mahasiswa pun sepakat mengejar.

"Saat itu, kami berkeyakinan bahwa pengendara trail itulah orang bersenjata yang dilaporkan masyarakat melakukan pemerasan," kata Alfian yang diperkuat beberapa temannya.

Merasa dikejar, kedua pengendara trail melarikan diri ke arah sebuah rumah di tepi jalan raya Lamteumen Keutapang.

Ketika anggota SIRA mendekat, saat itulah orang-orang bertrail tadi memberondong tembakan dari senjata M 16 secara membabi buta.

Akibatnya, rombongan SIRA yang tak membawa senjata apapun terpaksa kucar-kacir mencari perlindungan untuk menyelamatkan diri.

"Mungkin pelurunya habis, anggota yang berpakaian loreng itu kemudian melemparkan granat ke arah mobil kami. Tuhan masih melindungi kami, dan granat itu jatuh di tanah sekitar 5 meter dari arah depan mobil," kata Alfian.

Baca juga: Komunitas GenBI Komisariat USK Sosialisasikan Gerakan Menabung Sejak Dini di SD Negeri 72

Setelah lemparan granat itu, lelaki berbaju loreng dan berjeket hitam itu, melarikan diri menaiki trailnya yang dipacu dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Mata le.

Setelah suasana tenang, kata Alfian yang ikut dalam rombongan itu, para anggota SIRA keluar dari persembunyian dan pada waktu itulah diketahui kedua temannya terkena tembakan, dan langsung dilarikan ke RSUZA.

Menurut Alfian, sejam kemudian setelah kedua temannya diantar ke RSUZA, mereka kembali mendatangi lokasi kejadian.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved