Siswi SMK-PP di Kutacane Laporkan Kepsek ke Istrinya, karena Sering Masuk ke Asrama Putri

Editor: Yocerizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Kepala Sekolah SMK-PP Negeri Kutacane tak terima dilaporkan para siswi ke istrinya karena sering masuk ke asrama putri. Akibat keributan yang terjadi, para siswi memilih mogok belajar.

TRIBUNNANGGROE.COM - Para siswi SMK-PP Negeri Kutacane, Aceh Tenggara, Kamis (16/1/2025), melakukan aksi mogok belajar.

Setelah ditelusuri, terungkap kemudian penyebab para siswi tersebut melakukan mogok belajar.

Sebagaimana diberitakan TribunGayo.com, oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMK-PP Negeri Kutacane berinisial MD diduga sering masuk ke kamar asrama putri.

Akibatnya, para siswi melapor ke istri oknum Kepsek tersebut, dan melakukan protes kepada yang bersangkutan.

Tak terima dilaporkan kepada istrinya, Kepsek melakukan intervensi terhadap para siswi dengan meminta mereka membuat surat pernyataan bermaterai.

Surat tersebut berisi pernyataan bahwa laporan yang disampaikan para siswi kepada istrinya itu tidak benar.

Namun, para siswi itu menolak permintaan tersebut, sehingga terjadilah pengancaman dari Kepsek dengan mengunci asrama putri.

Akibatnya, para siswi tidak bisa masuk untuk ganti baju maupun makan siang pada Rabu (15/1/2025).

Baca juga: Kenal dan Berpacaran Lewat Medsos, Gadis Muda Antar Sabu ke Rutan Bener Meriah

Salah seorang siswi lalu melaporkan kejadian tersebut kepada keluarganya.

Pihak keluarga kemudian mendatangi sekolah dan menanyakan hal tersebut kepada Kepsek.

Saat pihak keluarga menanyakan hal itu, Kepsek tidak terima sehingga terjadi keributan dari siswi hingga terjadilah mogok belajar.

Anggota DPRA Dapil 8 dari Partai Aceh, Yahdi Hasan yang turun langsung ke lokasi mengatakan kalau dirinya kebetuan sedang berada di Kuta Cane.

Ia mendatangi SMK-PP Negeri Kutacane setelah pada Rabu (15/1/2025) malam mendapat kabar tersebut dari Kepala Cabdin Wilayah Aceh Tenggara, Jupri RM.

"Ternyata benar, mogok belajar gara-gara oknum Kepsek SMK-PP Negeri Kutacane dilaporkan siswi kepada istrinya, karena sering datang dan masuk ke kamar asrama putri," ujar Yahdi.

Yahdi Hasan menambahkan, pihaknya juga mendapatkan laporan dari murid, wali murid dan bertemu dengan para guru.

Di lapangan diperoleh, ada juga persoalan lain yaitu makanan yang diberikan kepada para siswa dianggap tidak sesuai.

Baca juga: Usai Bertengkar dengan Suami, Seorang Ibu Melompat ke Krueng Aceh

Persoalan makanan ini sudah lama dikeluhkan. Namun, tidak ada yang berani melaporkan.

Seharusnya makanan yang diberikan adalah makanan bergizi, sama seperti porsi program Presiden RI.

Peserta didik keberatan dengan makanan tersebut yang dinilai tidak enak dan terlalu dihemat-hemat.

"Kita telah meminta izin dan berkoordinasi dengan pihak Komisi II DPRA terkait persoalan ini," ungkap politisi Partai Aceh ini.

Buntut dari kasus tersebut, Yahdi Hasan mengungkapkan bahwa terhitung sejak Kamis (16/1/2025) hari ini, oknum kepsek tersebut dinonaktifkan.

"Kita berharap mulai besok proses belajar mengajar sudah kembali normal," harapnya. 

Secara terpisah oknum Kepsek SMK-PP Negeri Kutacane yang coba ditemui di lokasi sekolah tersebut tak berhasil dikonfirmasi. 

Bahkan dari informasi yang beredar, kepsek tersebut sudah tidak ada lagi di Komplek SMK-PP Negeri Kutacane.(*)

Baca juga: Heboh Kasus Penganiayaan Perempuan Open BO di Banda Aceh, Pihak Hotel juga Ikut Terseret