Laporan Miranda Syahnola Capah | Banda Aceh
TRIBUNNANGGROE.COM – Dua bendungan di Aceh, yaitu Bendungan Rukoh dan Bendungan Keureuto yang dirancang di bawah Kementerian Pekerjaan Umum (PU) hampir selesai pembangunannya.
Kedua bendungan ini dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas irigasi pertanian, mendukung pengendalian banjir, serta menyediakan air baku dan energi listrik bagi masyarakat Aceh.
Kedua bendungan ini menghabiskan biaya APBN dengan keseluruhan total Rp 4,2 triliun
Bendungan Rukoh yang terletak di Kabupaten Pidie, memiliki kapasitas tampungan sebesar 128 juta meter kubik dan luas genangan 716,7 hektare.
Bendungan ini nantinya akan melayani area irigasi seluas 11.950 hektare dengan pola tanam padi-padi-palawija serta intensitas tanam yang mencapai 300 persen.
Selain itu, bendungan ini juga memiliki fungsi sebagai pengendalian banjir di wilayah Krueng Rukoh dengan potensi pengurangan banjir hingga 89,62 persen, serta menyuplai air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik.
Bendungan ini dibangun sejak akhir tahun 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,5 triliun dengan pembangunan secara bertahap melalui dua paket dan masing masing kontraktor.
Paket 1 dengan progress fisik 96,16 persen yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) senilai Rp 377 miliar.
Paket 2 dengan progress fisik 92,42 persen dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero), Tbk KSO PT Adhi Karya (Persero0, dan PT Andesmont Sakti senilai Rp 1,7 triliun.
Bendungan yang kedua, Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara, yang sudah dibangun sejak 2015 memiliki kapasitas tampungan 215,94 juta meter kubik dan luas genangan 896,6 hektare.
Baca juga: Demi Judi Online dan Bayar Utang, Mantan Kabag Umum Bobol Keuangan Daerah hingga Rp 3 Miliar
Baca juga: Gara-gara Warisan, Adik Bakar Kakak yang sedang Shalat Ashar
Bendungan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan irigasi pada lahan seluas 9.455 hektare, dapat menyediakan air baku sebesar 0,5 meter kubik/detik, dan dapat menghasilkan energi Listrik 6,34 Megawatt.
Selain itu, diharapkan Bendungan Keureuto tersebut dapat mereduksi potensi banjir di wilayah Lhoksukon hingga 30 persen.
Bendungan Keureuto ini menghabiskan APBN sebesar 2,7 triliun dengan progress fisik Pembangunan ini telah mencapai 96,69 persen. Pembangunan ini juga dibagi hingga empat paket pekerjaan dengan masing masing kontraktor.
Paket 1 dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pelita Nusa Perkasa (KSO). Kemudian dilanjutkan oleh paket 2 PT Wijaya Karya (Persero Tbk. Paket 3 oleh PT Hutama Karya-Perapen, dan paket terakhir dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero), PT Indrapurindo Marga Bakti Utama, dan PT Pelita Nusa Perkasa (KSO).
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan bendungan ini merupakan langkah konkret Kementerian PU dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo-Wapres Gibran, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
"Kehadiran bendungan ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional," ujarnya dikutip dari laman Kementerian PU pada Rabu (30/10/2024). (*)
*) Penulis merupakan mahasiswi internship dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.