Azwar A Gani, Mantan Kombatan GAM yang Kembali Terpilih Memimpin GP Ansor Aceh

Editor: Yocerizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Azwar A Gani, Ketua PW Ansor Aceh.

TRIBUNNANGGROE.COM - Azwar A Gani kembali terpilih sebagai Ketua PW GP Ansor Aceh masa khidmat 2025-2029.

Ini merupakan jabatan untuk periode kedua. Sebelumnya Azwar memimpin Ansor Aceh untuk periode 2020-2024.

Demikian hasil Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-14 yang berlangsung di Aula Arafah UPT Asrama Haji Aceh, Banda Aceh, 11-12 Januari 2025.

Kegiatan ini dibuka oleh PJ Gubernur Aceh diwakili Staf Ahli Gubernur Mahdi Efendi.

dalam sambutannya, Mahdi mengajak pengurus GP Ansor untuk menunjukkan eksitensinya dalam membangun Aceh.

Terutama dalam membangun karakter pemuda Aceh yang tangguh, mandiri dan berakhlakulkarimah.

Ia juga mengapresiasi kerja nyata dan pengabdian Ansor dalam berkontribusi terhadap kemasyarakatan di Aceh.

"Kami apresiasi partisipasi aktif pimpinan Ansor yang hadir di tengah umat, membantu masyarakat dalam suasana covid, dan berbagai kegiatan sosial lainnya,"

"Tentu kita harap ini terus berlanjut, dan semakin lebih baik," katanya.

Baca juga: Di Hadapan Dek Fadh dan Almunizal Kamal, Fadli Zon Sarankan Aceh Kembali Buka Bioskop

Waketum PP GP Ansor, H Muhammad Fajri Alfaroby menyebutkan, Ansor sebagai organisasi kader yang berakidah Ahlul Sunnah wal Jamaah seyogyanya hadir mengayomi masyarakat.

Dan juga menjadi perisai menjaga kerukunan dan ketertiban di Nusantara.

Ia menjelaskan, Ansor juga meluncurkan Sahabat Indonesia Applications atau SIApps.

Aplikasi tersebut menjadi sebuah penghubung antara Ansor sebagai organisasi dengan masyarakat, serta menjadi layanan digital Ansor untuk masyarakat.

“Kami membuat wadah digital besar bernama SIApps, Sahabat Indonesia Aplikasi, di mana semua entitas, semua kegiatan, antara internal dengan eksternal, dapat terintegrasi, dan menjadikan kader-kader yang mandiri," ucapnya.

Ia juga berharap semua kader Ansor di Indonesia dapat menggunakan aplikasi ini dan memberi manfaat ke khalayak publik.

Sementara Azwar A Gani menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang diberikan kepadanya, hingga bisa memimpin organisasi tersebut selama dua periode.

"Terima kasih sahabat-sahabat semua, telah mendukung dan beker jasama selama ini,"

"Masih teringat masa-masa pahit perjuangan membangun dan membina kader hingga ke pelosok Aceh, yang geografisnya sulit ditempuh," katanya.

Foto bersama usai Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-14 yang berlangsung di Aula Arafah UPT Asrama Haji Aceh, Banda Aceh, 11-12 Januari 2025. (Tribunnanggroe.com)

"Tapi dengan kekompakan, dan ketulusan untuk membangun Ansor, saya bersama sahabat-sahabat dapat mengatasi berbagai kendala," 

"Dan saat ini data kita 4.000 kader Ansor telah tersebar di seluruh Aceh," ujar Azwar.

Ia berharap ke depan, dapat membangun lebih kuat dan lebih banyak lagi kader yang ideologis dan militan.

Lalu siapa sebenarnya Azwar?

Azwar A Gani dilahirkan di Paloh Panyang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, pada 27 April 1985.

Besar di masa konflik dan di daerah basis konflik, membuat Azwar bersentuhan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). 

Ia sempat bergabung dengan pasukan GAM dibawah komando Husaini M Amin alias Tgk Batee, Panglima Komando Operasi wilayah Batee Iliek.

Di tengah suasana Bireuen yang semakin tidak kondusif, tahun 2004 sebelum bencana tsunami menerjang, Azwar 'hijrah' ke Banda Aceh.

Pria dengan nama sandi Cut Adek dan Mekanik ini berbaur dengan masyarakat dengan berjualan nasi goreng di kawasan Simpang Galon, Darussalam, Banda Aceh.

Baca juga: Polsek Kuta Alam Bekuk Sales Kopi Sachet, Aniaya Perempuan Open BO di Hotel

Sayangnya, keberadaan Azwar terdeteksi oleh aparat keamanan. 

Tak lama di Banda Aceh, ia ditangkap oleh satuan gabungan intelijen (SGI) di Darussalam, di salah satu ruko tempat ia tinggal.

Azwar lalu ditahan di Pos Satuan Taktis SGI, kawasan Lampineung, Kota Banda Aceh.

Ia ditahan selama sekitar 3-4 bulan sebelum kemudian dibebaskan seiring dengan penandatanganan perjanjian damai MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.

Selama menjalani penahanan, dengan status tahanan kota, Azwar lalu mendaftarkan diri untuk berkuliah di Universitas Syiah Kuala, jurusan Sejarah.

Ia pun mulai aktif berkuliah dan sempat menjadi aktivis kampus, memimpin banyak aksi-aksi demontrasi menentang kebijakan pemerintah yang  tidak propublik.(*)

Baca juga: Hilang Kontak Sejak Minggu, Suami Istri asal Aceh Besar ternyata Jatuh ke Jurang