Laporan Amat Sanuri | Banda Aceh
TRIBUNNANGGROE.COM - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berhasil menyelamatkan aset negara berupa tanah dan bangunan senilai Rp 1 triliun sepanjang periode Januari hingga November 2024.
Sepanjang periode Januari hingga November 2024, KAI mampu mengelola aset berupa tanah dan bangunan untuk difungsikan secara legal sehingga menghasilkan manfaat yang besar untuk perekonomian masyarakat dan negara.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga dan mengoptimalkan kekayaan negara secara berkelanjutan, sehingga aset negara tidak terbengkalai begitu saja.
Selain itu, kontribusi KAI dalam mengelola aset negara juga memastikan bahwa tanah dan bangunan yang dimilikinya tidak disalahgunakan oleh oknum tertentu yang dapat merugikan negara.
Hal tersebut sebagaimana keterangan Vice President Public Relations KAI, Anne Purba yang mengatakan bahwa KAI berhasil menertibkan aset lahan dan bangunan dengan nilai Rp 1 triliun.
“Dari Januari hingga 18 November 2024, KAI berhasil menertibkan aset lahan dan bangunan perusahaan seluas 775.069,39 meter persegi dengan nilai Rp 1.007.491.607.828,” ujar Anne Purba dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Anne menegaskan bahwa KAI berkomitmen untuk melindungi seluruh aset berupa tanah dan bangunan yang diamanahkan pemerintah.
Upaya ini merupakan tanggung jawab KAI dalam menjaga dan memanfaatkan aset negara melalui berbagai kerja sama komersial.
Baca juga: Komunitas GenBI Komisariat USK Sosialisasikan Gerakan Menabung Sejak Dini di SD Negeri 72
“KAI terus mengoptimalkan aset berupa tanah dan bangunan yang dimiliki, tidak hanya melalui pengelolaan tetapi juga melalui kerja sama komersial yang berkelanjutan,” kata Anne.
Sejak pandemi Covid-19, kinerja KAI dalam penertiban aset menunjukkan tren positif.
Pada 2022, KAI berhasil menertibkan lahan dan bangunan seluas 933.058,21 meter persegi dengan nilai Rp 1,69 triliun.
Tahun berikutnya, 2023, luas lahan yang ditertibkan mencapai 729.680,32 meter persegi dengan nilai Rp 2,08 triliun.
Anne menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi solid dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kejaksaan, TNI, Kepolisian, dan pemerintah daerah.
“Kerja sama ini sangat penting dalam memastikan proses penertiban berjalan lancar dan efektif,” tutur Anne.
Dilansir dari Kompas.com, dalam empat tahun terakhir, total aset KAI tumbuh signifikan hingga 53 persen, mencapai Rp81,37 triliun pada akhir 2023.
Rata-rata pertumbuhan aset mencapai 15,23 persen per tahun sejak 2020. Pertumbuhan ini didukung oleh investasi di berbagai bidang, termasuk peremajaan armada lokomotif, kereta, gerbong, serta fasilitas stasiun.
Baca juga: Tembak Rekannya Sesama Polisi di Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar Diancam Hukuman Mati
Anne juga mengungkapkan, KAI memanfaatkan peluang komersial dengan menawarkan program branding dan hak penamaan (naming rights) di stasiun dan kereta.
Saat ini, empat stasiun telah bekerja sama dalam program tersebut, yaitu Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Stasiun BNI City, Stasiun LRT Jabodebek Pancoran Bank BJB, dan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas BNI.
“Upaya komersialisasi ini tidak hanya memperkuat pendapatan perusahaan, tetapi juga memberikan kontribusi bagi negara melalui pajak dan dividen,” kata Anne.
Komitmen berkelanjutan KAI mengelola 569 stasiun di Jawa dan Sumatera, dengan rata-rata 320 perjalanan kereta jarak jauh dan lokal setiap hari.
Dalam program penertiban aset ini, KAI menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung.
“Hal ini merupakan bentuk komitmen bersama dalam menjaga aset negara yang diamanatkan kepada KAI, serta memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara,” pungkas Anne. (*)
*) Penulis merupakan mahasiswa internships dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat.