Ilmuwan Identifikasi Golongan Darah Baru, Hasil Mutasi Genetik

Keanehan ini menjadi teka-teki medis selama 50 tahun hingga akhirnya terpecahkan oleh penelitian mutakhir.

Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Ilmuwan dari Inggris dan Israel berhasil mengidentifikasi kelompok darah baru yang diberi nama sistem darah MAL. (Pixabay/Sabin Urcelay) 

TRIBUNNANGGROE.COM - Setelah lima dekade penelitian, ilmuwan dari Inggris dan Israel berhasil mengidentifikasi kelompok darah baru yang diberi nama sistem darah MAL.

Penemuan ini merupakan langkah besar dalam dunia medis, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai variasi genetik pada sel darah manusia dan implikasinya terhadap perawatan pasien.

Mengutip sciencealert, pada tahun 1972, seorang wanita hamil menjalani tes darah rutin yang mengungkapkan bahwa darahnya tidak memiliki molekul permukaan yang ditemukan pada semua sel darah merah yang dikenal saat itu.

Keanehan ini menjadi teka-teki medis selama 50 tahun hingga akhirnya terpecahkan oleh penelitian mutakhir.

Para ilmuwan menemukan bahwa ketidakhadiran molekul ini berkaitan dengan mutasi genetik pada protein myelin and lymphocyte (MAL). 

Protein ini berfungsi menjaga stabilitas membran sel dan membantu transportasi di dalam sel.

Penemuan ini menegaskan pentingnya protein MAL dalam sistem darah manusia.

Sistem Kelompok Darah MAL

Kelompok darah manusia tidak hanya terbatas pada sistem ABO dan rhesus (faktor positif atau negatif).

Tetapi juga mencakup lebih dari 40 sistem lainnya yang ditentukan oleh kombinasi protein dan gula pada permukaan sel darah.

Baca juga: Rusmiati Syok Lihat Kepala Mr P Anaknya, Pipis jadi Bercabang Lima Usai Ikuti Sunat Massal

Baca juga: Ada Ratusan Janda Baru di Bener Meriah, Banyak yang Gugat Cerai Suami

Sistem ini digunakan tubuh untuk membedakan antara sel-sel yang berasal dari tubuh sendiri dan sel asing yang berpotensi membahayakan.

Sistem darah MAL dideskripsikan berdasarkan keberadaan antigen AnWj. Pada lebih dari 99,9 persen populasi, antigen ini hadir. 

Namun, pada individu dengan mutasi pada kedua salinan gen MAL, antigen ini hilang, seperti yang terjadi pada pasien tahun 1972 tersebut. 

Hal ini menyebabkan jenis darah AnWj-negatif, yang sangat langka.

Penelitian dan Tantangan

Proses penelitian untuk mengidentifikasi sistem darah MAL memakan waktu puluhan tahun karena kasus genetik ini sangat jarang ditemukan. 

Para ilmuwan mengembangkan pendekatan multidisiplin, termasuk memasukkan gen MAL normal ke dalam sel darah AnWj-negatif, yang kemudian berhasil memunculkan kembali antigen AnWj pada sel tersebut.

Tim juga menemukan bahwa antigen AnWj tidak hadir pada bayi yang baru lahir, tetapi muncul segera setelah kelahiran. 

Baca juga: Media Asing Sorot Pemecatan Shin Tae-yong, Singgung tentang Piala Dunia 2026

Baca juga: Wow, Ikan Tuna Sirip Biru Seukuran Sapi Laku Terjual Rp 21 Miliar

Selain itu, mutasi genetik yang menyebabkan AnWj-negatif tidak berkaitan dengan kelainan atau penyakit lain, menjadikannya fokus yang unik dalam penelitian hematologi.

Dampak Medis dan Masa Depan Penelitian

Penemuan sistem darah MAL membuka peluang untuk meningkatkan keamanan transfusi darah. 

Reaksi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen dalam transfusi dapat berakibat fatal, sehingga identifikasi genetik ini memungkinkan diagnosis yang lebih akurat.

Kini, pasien dapat diuji untuk menentukan apakah status AnWj-negatif mereka disebabkan oleh mutasi genetik atau penekanan antigen akibat masalah medis lain. 

Dengan pemahaman yang lebih baik, tenaga medis dapat memberikan perawatan yang lebih optimal untuk pasien dengan kondisi langka ini.(*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved