Dinas Peternakan Aceh Sebut Adanya Pasokan Ternak Ilegal dari Thailand Terkait Merebaknya Kasus PMK
Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, mengungkapkan tentang adanya pasokan ternak ilegal dari Thailand melalui perairan Aceh.
TRIBUNNANGGROE.COM - Kepala Dinas Peternakan Aceh, Zalsufran, mengungkapkan tentang adanya pasokan ternak ilegal dari Thailand melalui perairan Aceh.
Hal ini menurutnya, menjadi penyebab utama dari maraknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di provinsi ini.
Zalsufran menyebutkan, ada sebanyak 2.533 ekor ternak di Aceh yang dilaporkan terinfeksi PMK, dengan 94 ekor di antaranya dinyatakan mati.
Kasus PMK tersebut tersebar di lima kabupaten/kota, yakni Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Kabupaten Bener Meriah.
"Merebaknya kembali PMK di Aceh disebabkan oleh masuknya ternak ilegal dari Thailand melalui perairan Aceh," kata Kadis Peternakan Aceh tersebut sebagaimana dikutip dari website Pemerintah Aceh, Kamis (16/1/2025).
Selain itu, sambung Zalsufran, kekosongan vaksin dan keberadaan anak sapi yang belum sempat divaksin juga menjadi faktor penyebab.
"Tahun lalu saat program vaksinasi sedang gencar dilakukan, sejumlah anak sapi yang masih terlalu muda belum mendapatkan vaksin, sehingga menjadi rentan terhadap penyakit," ujarnya.
Baca juga: Dilantik jadi Kepala BPMA yang Baru, Siapa Nasri Jalal?
Untuk mengatasi penyebaran PMK, Dinas Peternakan Aceh telah mengerahkan petugas vaksinasi ke lapangan.
Dari total ternak yang terinfeksi, sebanyak 1.459 ekor dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan dan vaksinasi.
Hingga saat ini, 532 ekor ternak telah divaksinasi, dengan 1.000 dosis vaksin yang telah digunakan.
“Jika daya tahan tubuh sapi bagus dan mereka tervaksinasi, maka risiko terpapar penyakit menjadi lebih rendah,” ungkap Zalsufran.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan kandang, kesehatan ternak, dan meningkatkan biosecurity di lingkungan peternakan untuk mencegah penyebaran PMK.
Zalsufran mengimbau para peternak untuk segera melaporkan jika menemukan ternak yang terinfeksi PMK.
Langkah ini diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih luas dan meminimalkan kerugian yang dialami para peternak di Aceh.(*)
Baca juga: Warga Aceh Barat Kritis Dibacok Tetangga, Ini Penyebabnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.