TRIBUNNANGGROE, VILA - Gempa bumi bermagnitudo 7,3 mengguncang Vanuatu pada Selasa (17/12/2024), membuat gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) amblas. 

Gedung di Ibu Kota Port Vila tersebut juga dihuni oleh kedubes negara-negara lain seperti Perancis dan Selandia Baru. 

Survei Geologi AS mengatakan, gempa Vanuatu kali ini terjadi di kedalaman 57 kilometer, sekitar 30 km dari Pantai Efate, pulau utama Vanuatu, pukul 12.47 waktu setempat. 

Warga setempat bernama Michael Thompson mengatakan kepada wartawan AFP, lantai dasar gedung kedubes itu hancur. 

"Sudah hancur. Sekarang benar-benar datar. Tiga lantai teratas masih bertahan tetapi sudah ambles," kata Thompson. 

"Kalau ada orang di sana (saat gempa), mereka sudah tewas," lanjutnya.

Thompson menyebutkan bahwa lantai dasar gedung ditempati kedutaan besar AS, tetapi AFP belum bisa mengonfirmasinya. 

Baca juga: Seribuan Kendaraan Dinas Pemkab Aceh Timur Nunggak Pajak, Alasannya Kena Tsunami hingga Dicuri

AS kemudian mengumumkan penutupan kedubesnya di Vanuatu sampai pemberitahuan lebih lanjut. 

Melalui Kedutaan Besar AS di Papua Nugini, Washington menyampaikan bahwa terjadi kerusakan besar di gedungnya di Vanuatu. 

Komisi Tinggi Selandia Baru yang bertempat di gedung sama juga mengalami kerusakan signifikan, kata kantor Menteri Luar Negeri Winston Peters. 

"Selandia Baru sangat prihatin dengan gempa bumi yang signifikan di Vanuatu, dan kerusakan yang ditimbulkannya," ujar dia.

Peringatan tsunami sempat dikeluarkan setelah gempa Vanuatu terjadi. 

Gelombang setinggi satu meter diperkirakan terjadi di beberapa wilayah, tetapi peringatan itu kini sudah dicabut oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik. 

Gempa bumi sering terjadi di Vanuatu, negara berpenduduk 320.000 orang di kepulauan dataran rendah yang membentang di Cincin Api.

Baca juga: Sebelum Dijebloskan ke Tahanan, Mantan Bos Rumah Sakit Arun Sempat Tersenyum kepada Wartawan

Vanuatu termasuk salah satu negara paling rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, kerusakan akibat badai, banjir, dan tsunami, menurut Laporan Risiko Dunia tahunan.(*)