TRIBUNNANGGROE.COM - Pemerintah Kota Tangerang yang dipimpin oleh Pj Wali Kota Nurdin melakukan kunjungan kerja ke Balai Kota Banda Aceh, Selasa (3/12/2024).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempelajari pengelolaan kerukunan umat beragama dan kebijakan terkait syariat Islam.
Dilansir TribunNanggroe.com, rombongan Tangerang yang terdiri dari pejabat dan tokoh agama setempat, disambut oleh Pj Sekda Kota Banda Aceh, Bachtiar, bersama jajaran pemerintah kota dan perwakilan organisasi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Nurdin mengungkapkan kekagumannya terhadap kerukunan umat beragama di Banda Aceh, yang dapat hidup berdampingan dalam damai tanpa gesekan.
“Ini adalah kesempatan bagi para kiai dan tokoh-tokoh di Tangerang untuk melihat langsung bagaimana kondisi keagamaan, toleransi, dan penerapan syariat Islam di Banda Aceh,"
"Banyak hal positif yang bisa kami kembangkan di Tangerang nantinya,” ujar Nurdin.
Ia berharap dapat mengadopsi beberapa praktik baik untuk diterapkan di Tangerang, yang juga dikenal dengan tagline 'Kota Akhlakul Karimah'.
Baca juga: Tes Seleksi Kompetensi PPPK BKN 2024 Tahap I, Ini Aturan dan Persyaratan yang Harus Diketahui
Baca juga: Dua PNS Ditangkap, Korupsi Dana Hibah untuk Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran
Nurdin juga menyoroti tantangan menjaga karakter tersebut di tengah pengaruh kota metropolitan seperti Jakarta.
Sementara itu, Bachtiar menyampaikan bahwa Pemko Banda Aceh juga siap belajar dari pengalaman Tangerang dalam berbagai bidang.
“Namun tidak masalah, kita bisa saling berbagi pengalaman,"
"Toleransi antar umat beragama di Banda Aceh sudah terwujud dengan baik, meskipun mayoritas muslim, tetapi kaum minoritas merasa damai dan nyaman hidup berdampingan tanpa ada konflik agama atau etnis,” ungkap Bachtiar.
Ia menekankan pentingnya toleransi antar umat beragama di Banda Aceh, di mana meskipun mayoritas Muslim, kaum minoritas dapat hidup nyaman tanpa konflik.
Kedua pihak juga sepakat untuk saling berbagi pengalaman dalam menciptakan kerukunan dan kesejahteraan umat.(*)
Penulis merupakan mahasiswi intership dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh