Laporan Miranda Syahnola Capah | Banda Aceh
TRIBUNNANGGROE.COM – United Nations Relief and Works Agensi for Palestine Refugees in Near East (UNRWA) merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh PBB sebagai badan operasional nonpolitik yang bertanggung jawab atas kemanusiaan pengungsi Palestina.
Para anggota parlemen Israel, dilansir dari AFP dan Al Arabiya, meloloskan undang undang (UU) yang melarang UNRWA untuk beroperasi di area Israel dan Yerusalem Timur pada Rabu (30/10/2024). Bahkan, para rezim Israel melabeli UNRWA sebagai kelompok teroris.
UNICEF kemudian memprotes larangan Israel terhadap badan bantuan PBB, dengan menyatakan bahwa perbuatan tersebut akan menyebabkan peningkatan jumlah kematian anak anak di Jalur Gaza yang terkepung.
Pada jumpa pers PBB di Jenewa, Juru Bicara global UNICEF, James Elder, mengecam pelarangan UNRWA.
“Jika UNRWA tidak dapat beroperasi, kemungkinan besar sistem kemanusiaan di Gaza akan runtuh,” kata Elder.
“Keputusan tiba-tiba ini memberi makna bahwa telah ditemukan cara baru untuk membunuh anak anak," lanjutnya.
Badan PBB lainnya mengikuti hal yang serupa dengan menegaskan bahwa mustahil untuk menjalankan pekerjaan kemanusiaan yang ditugaskan di Gaza tanpa UNRWA.
Juru bicara UNRWA, Jonathan Fowler menyebut bahwa UNRWA merupakan tulang punggung kerja kemanusiaan di wilayah Palestina, khususnya di Gaza.
“UNRWA tidak tergantikan, UNRWA sangat penting. Itu tetap menjadi fakta, apapun (larangan) yang disahkan kemarin,” kata Fowler kepada AFP dalam sebuah wawancara.
Baca juga: Pengantin Tinggalkan Pesta Perkawinan yang Masih Berlangsung Demi Ikut Tes CPNS
Baca juga: 25 Tahun Lalu, Tim Pencari Fakta Ungkap Pembataian TNI terhadap Tgk Bantaqiah di Beutong Ateuh
Bahkan Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tarik Jasarevic memperingatkan bahwa pekerjaan UNRWA tidak dapat ditandingi oleh lembaga mana pun, termasuk WHO.
“Mereka pada dasarnya menyediakan lebih dari 6 juta konsultasi medis tahun lalu di pusat pusat Kesehatan yang dikelola UNRWA, dan mereka telah menyediakan konsultasi ini untuk lebih dari separuh penduduk Gaza,” ungkap Jasaveric.
Ia juga menjelaskan bahwa staf UNRWA juga terlibat dalam imunisasi anak-anak, penyaringan untuk pengawasan penyakit, penyaringan untuk kekurangan gizi, dan aktif dalam kampanye polio.
Bahkan sepertiga anggota tim untuk polio adalah UNRWA sehingga bagaimanapun, pekerjaan mereka tidak dapat ditandingi oleh Lembaga apapun.
Rezim Tel Aviv menyetujui larangan terhadap UNRWA pada hari Senin. Larangan ini akan berlaku dalam waktu tiga bulan dan akan menghentikan segala kontak antara UNRWA dan pejabat rezim Israel.
Sehingga UNRWA tidak dapat memberikan dukungan yang menyelamatkan nyawa bagi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Sejak Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 43.000 warga Palestina di Gaza dan telah menciptakan situasi kelaparan di seluruh wilayah yang terkepung dengan memblokir makanan, air, bahan bakar, dan obat obatan ke wilayah tersebut.
Sehingga dengan pelarangan UNRWA ini, dapat menjadi kegagalan terakhir dalam upaya PBB untuk menyelamatkan warga Palestina di Gaza. (*)
*) Penulis merupakan mahasiswi internship dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.