Apakah HIV dan AIDS Sama? Kenali Perbedaan, Gejala, dan Pencegahannya

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kondisi ketika HIV sudah pada tahap infeksi akhir.

Penulis: Amat Sanuri | Editor: Yocerizal
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sukarelawan Yayasan AIDS Indonesia membawa poster saat melakukan kampanye bahaya HIV/AIDS di area Car Free Day, Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/1/2017). 

Jika mengalami gejala di atas, masyarakat dianjurkan untuk langsung memeriksakan  diri ke dokter. Agar bisa segera mendapatkan penanganan yang sesuai. 

Sedangkan untuk menjadi HIV ke AIDS, dr Ahmad menjelaskan butuh waktu yang tidak sebentar. 

"Butuh waktu tahunan, itu bisa sampai 10 tahun. Bisa sampai tidak ada gejala, tergantung dari imunitas dari tubuh pasiennya sendiri," paparnya.

"Tapi yang jelas bisa 3-10 tahun, baru muncul AIDS, tergantung dari imunitas tubuh pasien, replikasi virusnya itu sangat tinggi atau tidak, dan sel CD4 yang rendah," sambungannya. 

Baca juga: Prabowo Sumbangkan 20.000 Hektare Lahan Miliknya di Aceh kepada WWF untuk Konservasi Gajah

Sebagai informasi, Sel CD4 adalah sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. 

Sel CD4 membantu mengidentifikasi dan menghancurkan patogen penyebab infeksi, seperti jamur, bakteri, dan virus. 

Menurut dr Ahmad, HIV yang berubah menjadi AIDS dikarenakan pasien tidak mendapatkan pengobatan yang baik. 

Kalau pun sudah melakukan pengobatan, pasien tidak mengonsumsi obat dengan benar. 

Ia pun mengimbau pada masyarakat yang mendapati gejala di atas  untuk melakukan cek virus HIV. 

Terutama jika termasuk dalam kelompok berisiko. Karena, kondisinya sudah dinyatakan terlambat jika HIV terlanjur menjadi AIDS. 

Kalau sudah mengalami keparahan, pasien tidak dapat langsung saat diberikan obat antiretroviral (ARV).

Karena dokter harus mengobati berbagai penyakit yang terlanjur sudah muncul. Seperti Tuberkolosis, Hepatitis, infeksi paru-paru dan sebagainya. 

"Nah itu harus diobatin dulu baru masuk ke ARV-nya. Tapi kalau tahap-tahap awal, kondisi masih bagus, fit, kita beri pengobatan dengan ARV lebih awal, maka akan lebih baik," tutupnya. (*)

*) Penulis merupakan mahasiswa internships dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved