Puluhan Orang Tewas Diterjang Banjir Bandang, Gedung Pengadilan Berubah Jadi Kamar Mayat

Orang orang menelepon (nomor darurat) sambil menangis, meminta bantuan dan hampir mustahil untuk menghubungi mereka.

|
Penulis: Miranda Syahnola Capah | Editor: Yocerizal
AFP
Seorang pria berlari di samping mobil yang tertutup lumpur di jalan yang banjir di Alora, dekat Malaga, setelah hujan lebat melanda Spanyol selatan pada Selasa (29/10/2024). 

Laporan Miranda Syahnola Capah | Banda Aceh

TRIBUNNANGGROE.COM – Dilaporkan oleh pihak berwenang, setidaknya 95 orang tewas karena banjir bandang parah yang terjadi di Spanyol, pada Rabu (30/10/2024).

Di Valencia, wilayah yang paling parah terkena banjir, 92 orang  tewas dan dua orang lainnya meninggal di Castile-La-Mancha, serta satu orang di Andalusia.

Menurut badan cuaca Spanyol, beberapa Lokasi di Spanyol Selatan dan timur dilanda hujan 12 inci hanya dalam beberapa jam di hari Selasa, sehingga tercatat menjadi curah hujan terburuk di Valencia dalam 28 tahun.

Banjir air berwarna lumpur mengguyur kendaraan di jalan dengan kecepatan yang mengerikan. Potongan-potongan kayu berserakan dengan barang barang rumah tangga.

Polisi dan layanan penyelamatan menggunakan helikopter untuk mengangkat orang orang dari rumah dan mobil mereka.

Presiden pemerintah daerah Castile-La-Mancha, Emiliano Garcia-Page, membandingkan banjir bandang itu dengan jebolnya tanggul menyebabkan orang orang meminta bantuan.

“Itu bukan hujan lebat, itu seperti bendungan jebol. Orang orang menelepon (nomor darurat) sambil menangis, meminta bantuan dan hampir mustahil untuk menghubungi mereka.” Kata Garcia-Page kepada stasium penyiaran nasional Spanyol.

Wilayah Valencia yang dilanca banjir seketika menjadi sebuah kekacauan. Sebagian besar jalan raya tidak dapat digunakan sama sekali.

Baca juga: Nihil Kecelakaan Kerja, 65 Perusahaan Aceh Raih Penghargaan K3 dari Pj Gubernur

Baca juga: Jurnalis Radio Ditembak Hingga Tewas di Tengah Kekerasan Kartel Meksiko

Dijelaskan oleh otoritas setempat, sebuah Gedung Pengadilan di Valencia menjadi kamar mayat sementara karena jumlah korban tewas dikhawatirkan akan meningkat.

Perdana Menteri, Pedro Sanchez mengatakan kepada korban bahwa pemerintah tidak akan meninggalkan mereka.

“Seluruh Spanyol menangis bersama kalian semua. Prioritas utama kami adalah membantu kalian. … Kami tidak akan meninggalkan kalian,” Kata Sanchez dalam pidatonya.

Presiden Valencia, Carlos Mazón menghimbau Masyarakat untuk tetap tinggal di rumah agar tidak mempersulit upaya penyelamatan.

Sementara pemerintah pusat Spanyol membentuk komite krisis untuk membantu dan mengoordinasikan upaya penyelamatan, hingga lebih dari 1.000 tentara dari unit tanggap darurat Spanyol dikirim ke daerah yang terkena. (*)

*) Penulis merupakan mahasiswi internship dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved