16 Tahun Perjuangan Prabowo Subianto, dari Danjen Kopassus hingga Akhirnya jadi Presiden RI

Prabowo tiga kali berturut-turut mengajukan diri sebagai calon presiden di Pilpres 2014, 2019, dan 2024. 

Penulis: Amat Sanuri | Editor: Yocerizal
IST/https://wartakota.tribunnews.com
Pelantikan Presiden RI Periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 

Dilansir dari Kompas.com, jelang Pilpres 2004, Prabowo sebenarnya maju dalam konvensi capres Partai Golongan Karya (Golkar). 

Namun, Prabowo kalah dalam konvensi yang dimenangkan oleh Wiranto yang kemudian berpasangan dengan Salahudin Wahid.

Hengkang dari Golkar, Prabowo membentuk partai sendiri yang dipimpin hingga kini, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). 

Dengan kendaraan barunya, mulanya Prabowo hendak mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) saat itu, Soetrisno Bachir.

Kendati demikian, pasangan ini sudah layu sebelum berkembang karena tak mampu memenuhi persyaratan kursi dukungan.

Prabowo lantas berganti haluan dengan merapat ke koalisi PDI-P yang mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai capres pada Pilpres 2009.

Pasangan Megawati-Prabowo bertarung melawan petahana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, serta pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. 

Hasilnya, pilpres yang berlangsung satu putaran tersebut mengharuskan Megawati-Prabowo puas berada di posisi kedua dengan perolehan 32.548.105 suara sah atau 26,79 persen.

Di posisi pertama sekaligus pemenang Pilpres 2009, yakni pasangan SBY-Boediono yang meraih total 73.874.562 suara atau 60,80 persen.

Sementara pasangan Jusuf Kalla-Wiranto duduk di posisi terakhir dengan perolehan 15.081.814 atau 12,41 persen suara sah. 

Pilpres 2014

Maju ke Pilpres 2014, Prabowo Subianto kembali mencalonkan diri, tetapi sebagai calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Kontestasi pemilihan umum (pemilu) tahun itu pun menyajikan peta politik yang berbeda dari lima tahun sebelumnya. 

Terkikisnya suara Partai Demokrat serta solidnya koalisi Partai Gerindra-PDIP menjadikan Pilpres 2014 menarik.

Akan tetapi, Gerindra dan PDI-P yang sebelumnya mesra, termasuk saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012, ternyata harus pecah kongsi pada Pilpres 2014

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved