Lintas Sejarah

Hari Ini 25 Tahun Lalu, Pasukan Becak Kuasai Banda Aceh, Tuntut Referendum dan Adili Pelanggaran HAM

Ratusan unit alat angkutan rakyat jenis kendaraan roda tiga berkonvoi di sejumlah ruas jalan protokol menuntut penyelesaian berbagai kasus Aceh.

Penulis: Muktar Lukfi | Editor: Yocerizal
Arsip Serambi Indonesia/Tribun Nanggroe/ Muktar Lukfi
Pasukan Pertisa(Persatuan Roda Tiga Seluruh Aceh) beranggotakan ratusan unit becak bergerak dari depan Mesjid Raya Baiturrahman untuk selanjutnya melewati sejumlah ruas jalan protokol di ibukota provinsi Aceh tersebut. " Ini murni aksi moral pertisa, tidak ada yang merekayasa atau menandai". Kata Ismet Nur, ketua pelaksana acara Duk pike Abang Beca keu Aceh yang digelar melalui aksi turun ke jalan pada Kamis (7/10/1999) Sekitar pukul 11.00 wib 

TRIBUNNANGGROE.COM - Tepat pada hari ini, Senin, 7 Oktober, kita mengenang 25 tahun aksi sosial ratusan Abang Becak berkonvoi di Banda Aceh, menuntut Pemerintah Indonesia segera menyelesaikan kasus yang terjadi di aceh.

Artikel dibawah ini adalah arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Jumat 8 Oktober 1999.

Artikel ini kami turunkan kembali untuk mengenang 25 tahun yang lalu unjuk rasa ratusan Abang Becak, dalam topik 'Pasukan Beca Kuasai Banda Aceh'.

Kota Banda Aceh, Kamis (7/10/1999) praktis dikuasai para abang becak, Ratusan unit alat angkutan rakyat jenis kendaraan roda tiga ini berkonvoi di sejumlah ruas jalan protokol menuntut penyelesaian berbagai kasus Aceh. 

Raungan mesin yang berbaur dengan kepulan asap tebal menjadi daya tarik tersendiri bagi warga kota. Arus lalu lintas sempat macet di beberapa lokasi.

"Pasukan becak" yang tergabung dalam wadah Pertisa (Persatuan Roda Tiga Seluruh Aceh) bergerak dari depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sekitar pukul 11.00. Konvol tersebut menarik perhatian masyarakat.

Karena mereka turut mengarak poster yang intinya menghujat berbagai pelanggaran HAM di Aceh, serta desakan agar berbagai kasus yang terjadi selama ini segera dituntaskan.

Pertisa, secara tegas pula menyatakan dukungan terhadap referendum.

Aksi yang dilakukan para abang beca tersebut, dilaporkan masih terkait dengan hasil Duek Pike Abang Beca keu Aceh yang berlangsung di Auditrium IAIN Ar-Ranury (15-6/10).

Hasil duek pike itu menghasilkan rekomendasi yang intinya antara lain menuntut referendum, adili pelanggar HAM (baik semasa atau pasca DOM), berantas maksiat, mendukung diberlakukannya syariat Islam, dan tolak Kodam.

"Kami akan terus menuntut sepanjang kemampuan kami," kata Tarmizi, Ketua Pertisa yang juga bertindak sebagai koordinator lapangan.

"Sejauh belum dipenuhi, kami akan terus beraksi." lanjutnya.

Baca juga: VIDEO - Presiden Jokowi Sebut Keppres Pemindahan Ibu Kota akan Terbit di Era Kepemimpinan Prabowo

Baca juga: VIDEO - Viral Aksi tak Terpuji Pengendara Motor Ditegur Polisi Malah Telepon Bekingan

Konvoi becak diawali pukul 11.00. 'Pasukan' yang beranggotakan ratusan unit becak itu bergerak dari depan Masjid Raya Baiturrahman ke Jalan Teuku Umar.

Masyarakat yang berada sepanjang jalan yang dilalui mengisyaratkan dukungan terhadap pe juangan mereka. 

Ketika sampai di ka wasan Lamteumen, tepatnya di depan Polantas, konvoi memutar kembali ke arah kota, Mereka terus bergerak ke Jalan Mesjid Raya, Jalan Mohd Jam, Pasar Aceh, lurus ke arah Peunayong.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved