Miris, Pelajar di Aceh Tengah Ujian dari Atas Pohon, di Jalanan, dan di Bawah Rintik Hujan

Mereka duduk beralaskan tikar lusuh (tenda), dihadapkan dengan note book, menunggu jaringan internet yang tidak stabil.

Editor: Yocerizal
TribunGayo.com
Pelajar SMP Negeri 28 Takengon di Kemukiman Pamar, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, belajar di atas pohon dan di jalan. 

"Kalau listrik mati, jaringan juga mati. Setidaknya listrik hidup sehingga tidak terlalu jauh mencari jaringan," jelas Handani.

Pelajar SMP Negeri 28 Takengon di Kemukiman Pamar, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, belajar di atas jalan.
Pelajar SMP Negeri 28 Takengon di Kemukiman Pamar, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, belajar di atas jalan. (TribunGayo.com)

Hari ke dua, Selasa (10/9/2024) para siswa kembali mengikuti ujian daring. Saat itu wilayah Kemukiman Pamar tengah diguyur hujan.

Sementara, mereka harus menyelesaikan ujian sesi terakhir diatas mobil pick-up beratapkan tenda. Di bawah rintik air hujan, para siswa menjawab soal-soal tersebut.

"Kami bagi setiap hari sebanyak tiga sesi, dalama satu sesi terdir 7 siswa waktunya dua jam harus selesai 70 soal," kata Handani.

Tak jarang siswa harus menyusul ke sesi selanjutnya karena tidak cukupmya waktu dan akses internet yang terbatas.

"Anehnya bang, kita gerak satu langkah saja jaringan internet hilang. Maka beberapa siswa terpaksa menyusul ke sesi selanjutnya," tambah Handani.

Pemandangan memilukan ini menjadi saksi bisu dari perjuangan mereka dalam mengikuti ujian daring yang diterapkan kurikulum pendidikan modern.

Hasil nilai akhir bukanlah menjadi fokus utama lagi, para siswa merasa mual dan pening saat perjalanan mencari jaringan, cuaca hujan dan suhu badan terasa dingin hingga membaca soal ujian dengan bibir terbata-bata serta tangan gemetar.

"Sebelumnya, saya sudah komunikasi dengan Camat, pihak Dinas Pendidikan. Alhamdulillah respon mereka sangat baik," kata Handani.

Baca juga: Suami Istri di Banda Aceh Dilantik jadi Anggota Dewan dari Dapil Berbeda

Baca juga: Usut Dugaan Korupsi, Jumat Besok Bareskrim Polri Kunjungi Lokasi PON Aceh-Sumut

Para siswa hanya bisa terdiam sambil menatap layar laptop yang tiba-tiba mati karena jaringan hilang. Di tengah hujan yang semakin deras, ia hanya bisa berdoa agar ada sinyal internet yang kembali muncul.

Bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan, mungkin sulit untuk memahami penderitaan ini. Di tengah derasnya arus digitalisasi pendidikan, di pelosok Aceh Tengah, siswa-siswa berjuang hanya untuk mendapatkan secercah sinyal internet. 

Harapan itu pun menggantung di langit mendung Aceh Tengah.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved