25 Tahun Lalu, Tim Pencari Fakta Ungkap Pembataian TNI terhadap Tgk Bantaqiah di Beutong Ateuh

Telah terjadi penembakan sepihak oleh TNI, dan tidak ada bukti yang cukup adanya perlawanan dari Tgk Bantaqiah dan para pengikutnya.

Penulis: Muktar Lukfi | Editor: Yocerizal
Arsip Harian Serambi Indonesia/tribun Nanggroe/Muktar Lukfi
Arsip Serambi Indonesia 31/10/1999 

Pada waktu itu, pasukan TNI yang merapat ke Dayah wajahnya dicat hitam dan pasukan lainnya yang tidak disamarkan berjaga di seberang sungai.

Pasukan tersebut sudah terlihat oleh warga setempat pada pukul 07.00 WIB, datang melalui wilayah Korem 011 Lilawangsa dengan menggunakan dua truk dan sebuah helikopter.

Pada waktu penembakan terjadi, Tgk Bantaqiah bersama jamaahnya sedang melakukan pengajian. Sudah menjadi kebiasaan warga setempat pada setiap hari Jumat, mereka tidak ke sawah dan tidak bekerja.

Mereka berkumpul di dayah mengikuti pengajian hingga shalat Jumat. Itulah sebabnya, pada waktu kejadian itu banyak warga berada di dayah itu, baik para lelaki wanita dan anak-anak.

Pada waktu penembakan terjadi, kata TPF, Tgk Bantaqiah dan para jamaah tidak memiliki senjata dan tidak ada yang melakukan perlawanan.

Dari data di lapangan, TPF tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas pertempuran, kecuali bekas tembakan senjata api pada atap seng dayah dan hantaman ledakan pada bangunan balai. 

Baca juga: VIDEO - Diselamatkan Presiden Prabowo Ribuan Pekerja Sritex di Sukoharjo Menangis karena Tak Di PHK

Di kawasan Beutong Ateuh, TPF tidak menemukan tanda-tanda sebagai tempat latihan fisik, layaknya sebuah kamp pengemblengan kelompok bersenjata.

Pada lokasi dayah juga tidak ditemukan adanya indikasi penyimpanan senjata, karena baik di halaman depan, samping, maupun belakang dayah tidak bersemak dan hanya terdiri dari hamparan datar, terang-bersih yang ditumbuhi beberapa pohon kelapa, jeruk, rerumpunan pisang dan jauh dari kesan belukar.

Tim juga tidak menemukan adanya kegiatan penanaman ganja, baik dilakukan oleh Tgk Bantaqiah maupun pengikutnya.

Warga setempat mengakui, bahwa pasukan TNI ada menemukan sebuah handy talky yang di rumah Tgk Bantaqiah yang terletak di sisi kiri depan dayah, dan rentangan antene di belakang dayah.

Menurut Drs Azhari Basyar (anggota TPF) yang ikut mendampingi Kolonel Syahril Bakri menyatakan, bahwa handy talky itu saat ini bukanlah merupakan barang canggih yang perlu dicurigai.

Tim berkesimpulan, kehadiran pasukan TNI ke Beutong Ateuh sebagai target operasi (TO) untuk membunuh Tgk Bantaqiah dan pengikutnya tanpa berupaya membuktikan kebenaran informasi intelijen.

Dari kronologis kejadian, tim berkesimpulan bahwa penembakan Tgk Bantaqiah dilakukan sepihak oleh TMI, dan tak ada perlawanan, walaupun waktu yang tersedia untuk melakukan persiapan perlawanan bersenjata sangat memungkinkan. 

Karena kedatangan pasukan ke wilayah itu pukul 07.00 WIB, sedangkan pembantaian terjadi pukul 13.00 WIB (saat shalat Jumat) yang tersedia waktu empat jam seyogianya dapat dilakukan untuk perlawanan ataupun melarikan diri.

Dari pengamatan Tim, terlihat bahwa ada kecenderungan semua korban dihabiskan sebagai upaya untuk menghilangkan saksi. 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved